Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan, rabies masih bisa menjadi ancaman bagi keselamatan manusia, selama hewan penular yang ada masih terinfeksi oleh virus penyebab rabies.
Oleh karena itu, Hari Rabies Sedunia (HRS) kembali diperingati pada tanggal 28 September lalu guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak rabies pada manusia dan hewan, menyediakan informasi dan saran untuk mencegah penyakit ini.
"Sesungguhnya rangkaian kegiatan pengendalian rabies dalam rangka memperingati HRS tahun ini tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tetapi justru
terjadi kerjasama yang semakin maksimal dari kedua sektor yaitu kesehatan manusia maupun hewan dan multisektor terkait lainnya," katanya saat dihubungi
Kompas Health melalui surat elektronik, Rabu (2/10/2013).
Dalam peringatan HRS, organisasi-organisasi yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti Food and Agriculture Organization (FAO), World Health Organization (WHO), serta World Organisation for Animal Health (OIE) menyatukan tujuan untuk menekan prevalensi rabies dan mengontrol penyakit tersebut pada hewan, dan memutus rantai penularannya.
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan berakibat pada ensefalitis akut (peradangan di otak) pada makluk hidup berdarah panas. Penyakit ini dapat ditularkan dari satu spesies ke spesies lainnya, misalnya dari anjing ke manusia.
Pada manusia, rabies hampir selalu fatal jika tidak ditangani dengan segera. Virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat, yang menyebabkan penyakit pada otak dan mematikan.
Setiap tahun, diperkirakan ada 60.000 orang di dunia yang meninggal karena penyakit rabies. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang digigit anjing yang terinfeksi virus rabies.
Partisipasi masyarakat, edukasi, dan kesadaran publik merupakan elemen penting untuk menyukseskan program pengontrolan rabies. Selain itu, vaksinasi pada anjing juga merupakan hal yang penting.
Masyarakat perlu bertanggung jawab dengan anjing mereka untuk mencegah terjadinya gigitan pada manusia. Serta, mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi gigitan.
Lebih dari 100 negara melaporkan kasus rabies pada anjing meningkatkan risiko penyakit tersebut pada manusia. Vaksinasi pada paling tidak 70 persen anjing dapat memutus rantai penularan dari anjing ke manusia.
Karena itu, fokus pemerintah perlu ditujukan pada vaksinasi anjing, khususnya anjing liar. Selain tentu saja, terus berkampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rabies.
Sumber : kompas.com